Kamis, 18 April 2013



Annyeong~~~~~~~~~~~~~~~
Lynda_Lkim dashi dorawa with new FF. Ini pernah juga aku post di fb Lynda Lkimkyu InspiritElf
FF ane yang ini kembali terinspirasi dari komen-komen dif b saya sendiri.. hohoho
Karena bingun mau pake nama siapa alhasil memakai nama korea saya sendiri dan pakai nama korea nae dongsaeng. Hohohohoho#kali ini gak bakal ada protes memprotes nama lagi. Hohoho..
Daripada ane ceramah gak jelas mending langsung capz and cuzzz ke story..
Warning typo berselancar di seluruh cerita.
Don’t be a silent readers…
Happy reading~~~~

Author                                  : Lynda_Lkim
Title                                      : My Love Life
Genre                                   : Family,marriage and find by your self
Length                                  : Part 1of?
Rate                                     : PG 15+
Cast                                     : Shin Yoonjo as Kim Yoonjoo
                                              Kim Myungsoo
                                              Park Seungni
                                             And Find By Your Self^^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yoonjoo POV

Hidup itu sangat menyakitkan itu. Mungkin itu adalah persepsiku tentang hidup ini. mengapa aku bilang demikian? Karena hidupku sekarang ini harus penuh dengan rasa pura-pura. Aku harus pura-pura bahagia,tersenyum dan mengiklaskan secara bersamaan.

Hai,aku Shin Yoonjoo,setidaknya dulu demikian sebelum seseorang merubah namaku menjadi Kim Yoonjoo. yap,aku sudah menikah. Aku menikah dengan Kim Myungsoo,seseorang yang amat aku cintai,seseorang yang mampu membuat hidupku selalu berwarna. Setidaknya dulu seperti itu sampai kehidupan setelah pernikahanku dimulai.

Kami memang tetap saling mencintai,aku tetap mencintainya,dia tetap mencintaiku. Tapi kupikir semua berubah sejak beberapa bukan lalu.

“chagi-ya..” kurasakan seseorang memelukku dari belakang. Lalu mencium rambutku dari belakang.

“oppa,aku sedang memasak. Don’t do that.” Ucapku. Karena sekarang aku memang sedang memasak.

“kau tidak mengijinkan suamimu ini memelukmu?” ucapnya dengan nada sedih yang di buat-buat. Aku tersenyum lalu membalikkan badanku dan menghadapnya.

“benarkah? Mmm.. apa kau begitu merindukanmu oppa?”tanyaku sambil menyentuh pipinya. Dia tersenyum. Lau mencium bibirku sekilas. Aku tersenyum.

“jja…. Kau tunggu aku di meja makan dulu oppa.” suruhku padaMyungsoo oppa,suamiku. Setelah mencium keningku dia berjalan dan duduk di kursi meja makan.

Dia menatapku sambil tetap tersenyum. Lalu aku melanjutkan acara memasakku.

Setelah makanannya matang aku segera membawa maknannya ke meja. Setelah itu aku langsung melayaninya. Mengambilkan makannan untuknya.

“gomawo chagi.” Katanya.

“cheonma oppa.” jawabku. Lalu aku segera duduk di tempat dudukku. Saat Myungsoo oppa akan menyuapkan semdok pertama.

Drrtttttttt…ddrrrttttt…

Ponselnya bergetar,kulihat dia melihat layar sekilas dan langsung mengangkatnya.

“yeobseo… wae chagi-ah?” jawabnya. Dan langsung saja aku merasakan sesak di dadaku. Senyum langsung menghilang dari wajahku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan agar air mataku tidak jatuh di hadapannya.

“……………..”

“aku sedang sarapan sekarang,kau sudah sarapan?” tanyannya.

“…………………”

“kau menungguku? Mmm.. kau makanlah dulu. Nanti aku akan mampir ketempatmu,arasso?”

“…………….”

“tenang saja aku akam mampir,dan kau harus makan dulu. Mengerti?”

“………………….”

“ne,kau harus menjaga………. Uri aegi.” Ucap Myungsoo oppa sambil menatapku saat mengatakan ‘uri aegi’. Aku berusaha menampakan wajah biasa saja meski sebenarnya aku menangis karena semua yang terjadi dalam hidupku.

“………….”

“arra… bye.” Katanya sambil mematikan telponnya. Dia langsung berdiri dan mendekatiku memelukku dari belakang.

“mianhae chagiya.” Ucapnya lirik di telingaku.

“aku bisa mengerti oppa.” jawabku berusaha menyembunyikan getaran di suaraku. “kka… dia menunggumu,aku tau sekarang dia membutuhkan perhatian lebih darimu. Jadi,kkaja temui dia oppa.”

“jeongmal mianhae Yoonjoo-ah. aku terlalu banyak menyakitimu. Mianhae…. Jeongmal mianhae..” dia terus meminta maaf padaku.

“tidak ada yang perlu di maafkan oppa. ini sudah kehendak Tuhan.” Selalu itu yang bisa aku katakan. Walau sebenarnya aku ingin mengatakan kalau aku membenci ini semua,dan mereka menyakitiku.

“mianhae sayang. saranghae.” Katanya lagi. Aku tersenyum getir.

“nado saranghae oppa.” jawabku. ‘ meski kutau cintamu sudah bukan sepenuhnya milikku sekarang oppa’ lanjutku dalam hati.

Dia tetap bertahan dengan posisi memelukku dari belakang. Cukup lama kami terdiam.

“oppa kau harus mampir ketempat Seungni terlebih dulu, kalau kau tidak berangkat sekarang kau akan terlambat.” Interuksiku.

“biarkan sebentar lagi.” Tolaknya.

Aku melepas tangannya yang melingkar di leherku. Dan berdiri dari dudukku. Kemudian aku memeluknya. Dia membalas pelukanku tentu saja.

“oppa,aku tau snagat mencintaiku. aku tau kau tak ingin menyakitiku. Tapi dia lebih membutuhkanmu sekarang.” Ujarku padanya. Dia semakin mengeratkan pelukannya.

“jadi kkaja kau harus berangkat sekarang oppa.” kataku sambil melepas pelukannya.

Dia mendekatkan wajahnya kepadaku dan menciumku lembut bibirku. Sembelum melepaskannya. Dia menangkup kedua tanagnnya di pipiku. Dan menatap langsung kemataku. Aku sebenarnya tidak tahan di tatap tajam olehnya.

Maka, aku melepaskan tangannya di pipiku dan berusaha menghindar darinya. Tapi dia tetap menahanku.

“gomawo chagi.” Katanya. Aku tersenyum lalu memegang tangannya yang di pipiku.

“cheonma oppa. kkaja kau harus berangkat sekarang.” Kataku melepaskan tangannya.

Aku mengambilkan tas kerja dan jasnya. Lalu membantunya memakai jas,membenarkan dasinya. Dan mengantarnya ke pintu.

“aku berangkat dulu chagi.” Katanya menciumku lagi.

“ne oppa. hati-hati di jalan.” Jawabku lalu menyerahkan tasnya. Ak melihatnya msuk ke dalam ferarri merahnya. Dan perlahan ferarri merah itu meninggalkan halaman.

Senyum di wajahku langsung menghilang dan di gantikan dengan wajah sedih dengan airmata yang mengalir deras. Aku terduduk di di balik pintu rumah.

“kenapa…hiks…kenapa ini semua terjadi padaku? Hiks..hiks.” tanyaku entah pada siapa.

Aku tak kuasa membayangkan mereka. Myungsoo oppa sarapan dengan wanita lain memeluk wanita lain,mencium wanita lain. Benar-benar cobaan yang berat untukku. Park Seungni adalah istri kedua Myungsoo oppa. mereka menikah 7bulan yang lalu.

Aku berdiri dan berjalan kembali me ruang makan. Aku melihat makanan yang tadi ku masak tidak sempat di makan tadi.

“arghhhhh…” desisku sambil membuang makanan di tong sampah beserta wadahnya.

“hiks..hiks..” tangisku keras.

“kenapa? Kenapa? Haruskah aku bersifat egois oppa? tapi disi lain aku juga tidak bisa menhan sakit terlalu lama.hiks..hiks… aku harus bagaimana oppa?” tanyaku entah pada siapa lagi.

Berapa lama lagi aku bisa lepas dari semua ini? berapa lama lagi aku bisa menahan ini semua? berapa lama lagi aku bisa menahan sakit yang aku rasakan?

Ya.. Park Seungni adalah istri kedua Myungsoo oppa. Mereka menikah karena di jodohkan. Bagaimana bisa mereka di jodohkan? Itu karena sampai sekarang aku belum bisa memberikan keturunan untuk Myungsoo oppa. sementara mertuaku sangat menginginkan cucu. Aku juga yakin Myungsoo oppa juga menginginkan seorang bayi,tapi aku belum bisa memberikan untuk mereka. Makanya mmertuaku menjodohkan Myungsoo oppa dan Park Seungni.

Kenapa aku merestuinya? Itu karena aku tidak mau egois,mengingat kondisiku saat ini. aku juga ingin Myungsoo oppa dan keluarganya bahagia. Meski aku harus menanggung akibatnya.

“hiks…hiks..hiks… oppa..” tangisku tidak mau berhenti.

Rtttttttttttttt…rrrtttttttttttttt…

Telepon rumahku berbunyi,aku segera bangkin dari dudukku dan menghapus air mataku.

“yeobseo… ..” jawabku dengan suara parau.

“ini eomma sayang.” jawab seseorang di seberang telepon yang ternyata adalah ibu mertuaku.

“ah.. ne eomma.. waeyo?” jawabku sambil berusaha menyembunyikan suaraku yang parau.

“kau habis menagis?” tanya eomma Kim lagi,terdengar nada kawatir disana.

“anni eomma,aku hanya sedikit tidak enak badan.” Jawabku.” Ada apa eomma menelponku?”

“benar sedang tidak enak badan?” tanyanya tidak yakin dengan jawabanku. Aku ingin menangis karena dia begitu memperhatikanku. Karena sejak aku mengijinkan Myungsoo oppa untuk menikah lagi orangtuaku tidak menghubungiku lagi. Mereka sangat menentang keputusanku itu.

“ne~~~,nan gwenchanayo eomma. Ada apa eomma?” tanyaku lagi berusaha mengalihkan topik.

“anniyo. Eomma ingin ke rumahmu sekarang. Eomma menghubungi ponselmu berkali-kali tidak ada jawaban. Kau senggang kan hari ini?” jelas eomma Kim.

“ne~~ aku senggang eomma.” Jawabku. Pikirku aku harus segera memperbaiki wajahku yang berantakan ini. juga dapurku.

“baiklah,eomma akn segera bernagkat kerumahmu. Annyeong.”

“ne. annyeong eomma.” Jawabku lalu menutup teleponnya.

“hehhhh… kau harus bertahan Yoonjoo.” ujarku pada diri sendiri. Lalu aku bergegas membersihkan dapurku berantkan. Lalu aku segera mandi lagi dan membenarkan wajahku yang kusut ini.

Author POV

Setelah berangkat Myungsoo tentu saja mampir ke rumah istri keduanya. Sebenarnya Myungsoo tau kalau Yoonjoo hanya berpura-pura kuat saja. Padahal dia sangat sakit. Tapi disisi lain dia juga menginginkan ini terjadi. Meski dia sangat mencintai Yoonjoo tapi ada sesuatu yang belum bisa di berikan Yoonjoo padanya. Dan dengan wanita inilah Myungsoo akan mendapatkannya sekarang.

TING..TONG..

“ne~~~” jawab seseorang dari dalam apartment. Lalu membukakan pintu tampaklah seorang yeoja dengan wajah lelah dan perut yang menggembung yang menandakan kalau dia sedang hamil.

“oppa…” pekitnya begitu tau yang datang adalah ornag yang sangat dia rindukan. Dan dia langsung menghambur kepelukan Myungsoo.

“hati-hati sayang. kau bisa membahayakannya.” Kata Myungsoo sambil mengelus perut yeoja itu  saat yeoja itu melepas pelukannya.

“ahh… ne,mianhae. Kau tau tak melihatmu sehari saja. Seperti tak melihatmu setahun.” Katanya lucu, myungsoo tersenyum mendengarnya.

“kau sudah pintar merayu rupanya. Siapa yang mengajarimu ha?” tanya Myungsoo sambil berjalan memasuki apartment.

“hehehehe… kau sudah sarapan oppa?” tanyanya pada Myungsoo.

“sudah Seungni-ah.” jawab Myungsoo. Ya, yeoja itu adalah Park Seungni,istri kedua Kim Myungsoo yang sedang hamil  7bulan.

“jinjja?”

“ne,jinjja. Kau sudah makan tadi?” tanya Myungsoo balik.

“sudah oppa,kau taukan aku cepat lapar sekarang ini.” kata Seungni sambil mengelus perutnya yang membuncit.

Myungsoo tersenyum lalu ikut mengelus perut buncit Seungni. Meski Myungsoo mencintai seungni juga tapi cintanya pada Yoonjoo tetap lebih besar.

“oppa.. lihat dia bergerak.” Ucap Seungni bahagia saat di rasakan bayi yang di dalam perutnya bergerak saat perutnya di sentuh Myungsoo.

“mmm.. kau benar” jawab Myungsoo. Lalu mendekatkan kepalanya ke perut Seungni.

“annyeong aegi-ya. Kau senang appa datang? Mmm.. appa tau kau senang.. kau jangan nakal ne di dalam sana.. appa mau pergi bekerja dulu.. dan jaga eommamu baik-baik ne~~~” ucap Myungsoo pada sang bayi di dalam perut.

“ne appa.” Jawab Seungni menirukan suara bayi. Lalu mereka berdua tertawa bersama.

Drttttttt…drtttttt

Myungsoo segera mengeluarkan ponsel dari sakunya,lalu melihat layar hp dan langsung mengangkatnya.

“ne,eomma waeyo?” jawab Myungsoo.

“kau sudah berangkat?” tanya eomma Myungsoo pada Myungsoo.

“sudah eomma. Waeyo?” tanya Myungsoo balik.

“eomma,baru saja menelpon Yoonjoo. suaranya terdengar habis menangis. Ada apa Myungie?”

“ne~~? Eomma serius? Dia menagis?” tanya Myungsoo balik. Sekarang dia sangat khawatir dengan Yoonjoo.

“kau dimana sekarang?” tanya eomma Myungsoo balik tanpa menjawab pertanyaan Myungsoo.

“akuu……. Masih di rumah Seungni.” Jawab Myungsoo.” Aku pulang dan melihat keadaanya sekarang eomma.” Lanut Myungsoo. Seungni yang sudah bisa menebak siapa yang dibicarakan hanya bisa diam dan menunggu.

“eomma..akan kerumah kalian. Kau urusi saja Seungni,dia juga sedang membutuhkanmu sekarang. Kau jangan khawatirkan Yoonjoo dulu. Dan eomma sudah bilang padamu untuk bisa menjaga perasaan Yoonjoo,apa kau tidak melakukannya,ha?” ceramah eomma Myungsoo.

“ne eomma.”

“ya sudah. Annyeong.” Eomma Myungsoo lalu mematikan teleponnya.

“hehhhhh...” Myungsoo menghela nafas.

“waeyo oppa?” tanya Seungni,tapi Myungsoo hanya diam. Pikirannya sedang jauh ke Yoonjoo sekarang ini.”Yoonjoo eonni?” tanya Seungni dan sukses mendapat perhatian dari Myungsoo.

“ada apa dengannya oppa?” tanya Seungni pada Myungsoo.

“anni,dia tidak apa-apa. Kau tenanglah. Oke? Ingat uri aegi ada di dalam sini.” Ujar Myungsoo.

“tapi oppa……”

“tenanglah. Semua baik-baik saja?” Myungsoo menenangkan Seungni dengan memeluknya.

“oppa,ayo kita ke deparment store?” ajak seungni tiba-tiba.”aku ingin membeli beberapa keperluan bayi oppa.hehehe”

Myungsoo menatap  Seungni aneh,karena moodnya yang selalu cepat berubah.

“ayolah oppa..” rengek Seungni dengan puppy eyes.

“ne.,baiklah hari ini aku akan membolos dari kantor.mmm” jawab Myungsoo sambil tersenyum.

“yes,,aku ganti baju dulu oppa.” jawab Seungni sambil meninggalkan Myungsoo.”ahhh,oppa kau juga harus ganti baju jangan memakai baju seformal itu.hihihi” suruh Seungni.

Myungsoo tersenyum ,tapi pikirannya tetap melayang jauh dari sini. Myungsoo sangat mencintai Yoonjoo tapi disisi lain dia juga mencintai Seungni dan calon bayinya.

Yoonjoo POV

“eomma,,kau tau kita sudah menghabiskan banyak uang untuk semua ini.” ujarku pada ibu mertuaku yang seorang shopping holic ini. karena mengikutinya berbelanja aku yakin kakiku pasti lecet karena terlalu lama memaki hak tinggi.

“ayolah sayang. uang appamu dan uang Myungsoo tidak akan habis hanya dengan kita berbelanja hari ini.” jawab eomma. Ya ampun. Aku juga suka belanja tapi ibu mertuaku ini lebih gila.

“ahhh… lihat itu,eomma ingin membelikanmu  blezer itu. Ayo kita kesana.” Ucap eomma langsung menarik tanganku tanpa menunggu persetujuanku.

“eommaaaa….”

“lihat oppa itu….” Aku mendengar suara yang tidak asing bagiku. Lalu saat aku menoleh.

DEG

Jantungku seolah berhenti berdetak  dan rasa sesak menusuk langsung ke jantungku. Bisa kurasakan  mataku memanas dan kurasakan pipiku memanas.

“baguskan oppa?”

“hahaha.. kau benar chagi,kau memang pintar.” Sekarang kulihat Myungsoo menjawil hidungnya sambil tertawa.

“Yoon-ah…. kenapa melihat apa? Kenapa kau berdiri disitu sayang?” kudengar eomma memanggilku. Dan saat itu juga Myungsoo oppa menoleh ke arahku.

Seolah dunia terasa berhenti saat aku menatapnya dan dia menatapku. Semua seperti slow motion. Wajahnya mengisyaratkan kekagetan,keterkejutan dan rasa bersalah. Tanpa kusadari airmataku semakin tak terbendung lagi.

Sekarang seungni juga menatapku wajahnya tak jauh beda dengan wajah Myungsoo oppa.

“Yoon-ah,kena…… Myungsoo,Seungni?” ucap eomma kaget. Aku langung menghapus airmaku.

“eomma.” Seru Myungsoo dan Seungni bersama. Mungkin mereka kaget karena eomma bersamaku.

Myungsoo oppa tetap manatapku,dari sorot matanya dia mengisyaratkan meminta maaf. Aku tidak boleh seperti ini. kau harus kuat Yoon. Ucapku pada diri sendiri.

“Annyeong eomma,eonni” Sapa Seungni pada eomma Kim.

“annyeong Seungni-ah.”eomma menjawab. Sementara aku hanya menundukkn badanku sedikit. Dan berusaha tersenyum.

“sedang apa kau disini Seungni? Kau seharusnya istirahat dirumah, ingat kandunganmu.” Ucap eomma yang semakin membuatku ingin kembali menjatuhkan airmataku.

“anni eomma. Aku ingin membeli beberapa keperluan untuk aegi. Hehehe.mian membuat Myungsoo oppa membolos dari kantor.” Jawab Seungni enteng. Kenapa dia bisa mengucapkan itu dnegan entengnya padahal aku ada disini? Tanyaku dalam hati. Dan bisa kurasakan saat dia menyebut aegi membuat dadaku semakin sesak.

“kau harus hati-hati sayang. benarkah Yoon?” Tanya eomma padaku.” Ah,eomma ingin membeli sesuatu dengan Yoonjoo tadi.” Bisa kurasakan eomma berusaha mengalihkan pembicaraan. Mungkin eomma sudah menyadari perubahan ekspresiku.

Aku berusaha tersenyum “ bagaimana kalau kita pergi bersama saja?” usulku. Meski dengan hati yang berasa di cabik-cabik tapi aku juga tidak boleh egois. Aku tidak mau membahayakan kandungannya. Karena itu kebahagiaan Myungsoo oppa. dan aku juga pernah membaca kalau wanita hamil emosinya harus dijaga.

Kulihat eomma menatapku terkejut.

“eh,eonni tidak apa-apakah?” tanyanya ragu padaku.

“tentu kenapa tidak? Kan jarang kita bisa pergi bersama-sama. Benarkan eomma?” jawabku.

“i..iiya sayang.” jawab eomma.

Tiba-tiba Seungni mengelus perut buncitnya dan berkata “sayang,kau dengar kita akan jalan-jalan dengan halmonie dan Yoonjoo eomma. Kau senang kan?”

“hemm.. dia bergerak eomma eonni. Lihatlah.” Katanya sambil membawa tanganku ke perutnya. Dan bisa kurasakan bayi di dalam perutnya bergerak merespon sentuhan tanganku. Aku tetap berusaha tersenyum.

“annyeong,aegi.. kelihatannya kau sehat did lam sana. Aku harap kau tumbuh dengan sehat di dalam sana. ………. Kami semua menanti kelahiranmu sayang.” kataku pada perut buncit Seungni. Aku berharap aku bisa cepat pergi dari sini dan menangis sepuas hatiku.

“ne,Yoonjoo eomma. Tunggulah aku 2 bulan lagi.” Jawab Seungni menirukan suara bayi. Aku membelalakan mataku,tapi segera mengontrol ekspresiku lagi dan kembali tersenyum.

Aku melirik ke arah Myungsoo oppa yang menatapku tajam. Aku tau apa yang dia pikirkan saat ini. tspi aku tidak mempedulikannya. Meski aku sangat sakit sekarang tapi aku tetap tidak boleh egois.

“benarkah dia bergerak? Eomma juga ingin memegangnya.” Kata eomma. Ya Tuhan tolong aku,sampai kapan aku harus memakai topeng ini.

Tiba-tiba kurasakan tanganku di tarik oleh Myungsoo oppa. kurasakan cengkeraman tangannya begitu erat di pergelangan tanganku. Aku tau dia sedang menahan emosi sekarang.

“eomma,Seungni-ah. aku ingat aku harus membeli sesuatu. Kalian berbelanjalah dulu.nanti kami akan menghampiri kalian lagi.” Ucapnya pada eomma dan Seungni. Dengan nada halus dan yang sangat hati-hati. Kuyakin dia tidak mau Seungni berfikir macam-macam.

“eh, apa itu oppa?” Tanya Seungni.

“mmm..nanti aku akan memberitahumu kalau sudah mendapatkan barangnya.” Jawab Myungsoo dengan senyumnya.

“ne~~~.” Jawab Seungni. Apakah dia juga menyadari posisi canggung ini? aku tidak tau.

Lalu Myungsoo oppa langsung menarikku meninggalkan mereka berdua dengan tergesa. Aku hanya diam sambil mengikutinya kemanapun dia mengajakku. Dia mengajakku ke arah parkiran ternyata.

Setelah sampai parkiran dia melepaskan tangannya lalu langsung memelukku. Aku pun balas memeluknya. Dan langsung saja air mataku jatuh dan terbendung lagi.

“manangislah. Aku tau kau sudah menahannya.” Ujarnya. Tangisku semakin keras.

“mianhae Yoon.. jeongmal mianhae.. aku sudah menyakitimu. Kalau aku tau akhirnya akan seperti ini aku tidak akan menerima permintaanmu untuk menerima perjodohan itu. Jeomal mioanhae..” katanya sambil mencium puncak kepalaku.

Cukup lama kami terdiam di posisi seperti ini.

TBC~~~~~~~~~~~~~~~

Hiks…hiks… nasib ane yang malang… hehehehe hanya di cerita malangnya…
Give me RCL… ceritanya nyangkut apa tidak..
Gomawo udah mampir baca FF ane#bungkuk 90˚
hehehehe

1 komentar: